Dari Abdullah bin Abbas, bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa memperbanyak istighfar, niscaya Allah menjadikan untuk setiap kesedihannya jalan keluar; dan untuk setiap kesempitannya kelapangan; dan Allah memberinya rezeki (yang halal) dari arah yang tidak disangka-sangkanya" (HR Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Hakim).
Penjelasan: Istighfar adalah kata kunci dalam hadis ini. Dari istighfar ini kemudian muncul berbagai kemudahan dari Allah SWT kepada orang yang melakukannya. Istighfar, secara bahasa, berasal dari kata ghafara yang artinya "menutup". Dalam bahasa Arab, benda yang dipergunakan untuk menutup kepala disebut mughfar. Bila kata ini diawali dengan huruf alif, sin, dan ta' maknanya menjadi meminta atau mengusahakan agar mendapatkan ghafr.
Dengan demikian, istighfar berarti meminta kepada Allah agar kita ditutupi dari hal-hal yang menyakitkan atau ditutupi dari akibat dosa yang pernah kita lakukan. Definisi ini sesuai dengan yang diungkapkan Ibnul Qayyim Al Jauziyyah, bahwa istighfar adalah memohon kepada Allah agar kita dilindungi dari keburukan yang telah kita lakukan sebelumnya. Dalam QS Al Anfal ayat 33 disebutkan, ''Dan Allah sekali-kali tidak akan mengadzab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Alllah akan mengadab mereka, sedang mereka meminta ampun (beristighfar).
Dari pemaknaan tersebut terlihat bahwa salah satu "fungsi" istighfar adalah "meredam" murka Allah dan menghindarkan kita dari akibat dosa yang pernah kita lakukan. Yang tak kalah penting, istighfar pun dapat mendatangkan cinta dan kasih sayang Allah seperti yang terungkap dalam hadis di atas. Ada tiga kemudahan yang Allah berikan pada orang yang selalu beristigfar, tentu dengan sebenar-benarnya istighfar.
Pertama, Allah akan memberinya "hiburan" tatkala ia bersedih atau dalam kesusahan. Sesulit apapun masalah, Allah SWT akan selalu membukakan pintu-pintu solusi bagi para ahli istighfar.
Kedua, Allah memberikan kelapangan di balik kesempitan. Dalam QS Alam Nasyrah ayat 5-6, Allah SWT mengulang hal ini sampai dua kali. "Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan". Ayat ini ditujukan bagi Rasulullah SAW tatkala jiwa beliau sedang mengalami tekanan yang sangat berat. Dan kita tahu, Rasul adalah orang yang paling sempurna istighfarnya.
Ketiga, istighfar dapat mendatangkan rezeki. Antara istighfar dengan rezeki sangat erat kaitannya. Boleh jadi keduanya adalah sebab dan akibat. Allah SWT berfirman, "Mohon ampunlah kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Dzat Yang Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, membanyakkan harta dan anak-anakmu, mengadakan untukmu kebun-kebun, dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai" (QS Nuh: 10-12). Syeikh Muhammad Asy Syinqithi mengomentarinya: "Ayat yang mulia itu menunjukkan bahwa istighfar dan taubat adalah sebab, sehingga Allah menganugerahkan kenikmatan yang banyak pada mereka yang melakukannya sampai waktu yang telah ditentukan. Allah memberikan balasan (yang baik) atas istighfar dan taubat itu dengan balasan berdasarkan syarat yang ditentukan". Karena istighfar dapat mendatangkan rezeki, tak heran bila Imam Hasan Al Bashri selalu menganjurkan beristighfar pada orang-orang yang mengadu kepadanya tentang kemiskinan, kegagalan panen, kekeringan, tidak punya keturunan, dan berbagai kesusahan lainnya.
Wallahu a'lam bish-shawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar