Sejak 1400an tahun lalu Rasulullah SAW menyatakan dengan tegas "innamal a'malu bin niyat (sesungguhnya semua perbuatan itu tergantung niat)". Selama ini saya sebagai muslim meyakini bahwa niat itu penting tanpa tahu apa hakikat yang tersirat dari hadits itu.
Ternyata niat memegang peranan penting dalam perilaku dan tindakan yang diambil manusia. Dalam susunan otak, ada bagian yang bernama dendrites yang berfungsi menyimpan data. Masing-masing dendrites membutuhkan axon sebagai pengantar "listrik" agar memori terekam.
Nah, dendrites ini berjumlah milyaran! Bayangkan dalam satu ruangan ada milyaran komputer penyimpan data lengkap dengan axon masing-masing. Pasti ribet ya? Tapi Tuhan dengan KuasaNya tak membuat kerja masing-masing bagian otak terganggu meski "ribet". Padahal panjang otak itu jika dijembreng ribuan kilometer lho! Sepanjang jarak Jakarta-Bali. Dan lipatan-lipatan otak itu disusun sedemikian rupa hingga muat di tempurung kepala kita. Dan coba lagi bayangkan jika panjang otak itu diurai di luar kepala, wajah secantik atau seganteng apapun jadi syerem kan?
Niat yang kita ucapkan, minimal tiga kali sehari dengan konsentrasi penuh, membuat axon menyalakan tombol-tombol dendrites hingga dia akan mengirim perintah kepada tubuh untuk melakukan sesuatu yang kita niatkan itu.
Proses kerja otak tak diragukan lagi kehebatannya. Belum ada, mungkin tak akan pernah ada, teknologi yang mampu menyamai fungsinya. Sayangnya beberapa orang yang belum mengerti betapa hebat dan vitalnya fungsi otak, tega merusaknya dengan mengkonsumsi benda semacam narkoba.
Asal tahu saja, jika kita sakit semacam flu lalu meminum obat anti biotik, maka setelah diolah oleh jantung, obat dihantarkan langsung ke pusat rasa sakit. Berbeda dengan nikotin, cafein dan narkoba yang setelah diolah oleh jantung dihantarkan langsung ke otak. Para ahli menemukan bahwa hingga usia 100 tahun manusia hanya menggunakan 80% saja dari seluruh kapasitas otaknya.
Seperti sudah diketahui, otak terbagi menjadi dua bagian kiri dan kanan dengan fungsi yang berbeda. Otak belahan kiri mengatur bagian tubuh sebelah kanan berfungsi untuk kata-kata, matematika, verbal, logika, fakta, analisa, syair nyanyian, lineal dan melihat rincian halus. Otak belahan kanan mengatur bagian tubuh sebelah kiri berfungsi untuk kreatifitas, warna, artistik, visualisasi, intuisi, gagasan, khayalan, holistik, musik, bentuk dan ruang.
Dr. Robert Groski ahli Neurologi dari Universitas California LA menemukan bahwa otak perempuan memiliki corpus colosum (lapisan tengah otak) lebih tebal daripada lapisan tengah otak laki-laki. Itu sebabnya perempuan bisa mengerjakan beberapa pekerjaan yang tidak saling berhubungan sekaligus dalam waktu bersamaan misalnya terima telpon sambil menebalkan alis mata sambil nyetir mobil. Sementara laki-laki hanya bisa fokus pada satu pekerjaan. Karena lebih tebal pula sang corpus colosum maka perempuan lebih sulit untuk berterus terang dan lebih perasa. Jika ada perempuan yang terbiasa berterus terang itu karena didikan masa kecil dan karena belajar untuk itu.
Institut Psikiatri London (1999) menyatakan dalam sehari laki-laki mengatakan 2000-4000 kata, 1000-2000 bunyi vokal, 2000-3000 gerakan / bahasa tubuh dan rata-rata jumlah komunikasi laki-laki hanya sebanyak 7000 kata. Bandingkan dengan perempuan yang dalam sehari mengatakan 6000-8000 kata, 2000-3000 bunyi vocal, 8000-10.000 gerakan / bahasa tubuh dan rata-rata jumlah komunikasi perempuan sebanyak 20.000 kata.
Jadi para laki-laki tak perlu heran mengapa perempuan bisa bekerja sambil mulutnya terus bicara dan para perempuan pun tak perlu manyun jika para laki-laki mereka sering malas bicara, maklum cuma 7000 kata per hari hehehe... Saya tak tahu bagaimana para ahli Institut Psikiatri London menyikapi fenomena banci yang sebenarnya laki-laki tapi banyak ngomong kayak perempuan hehehe...
Perempuan yang berbicara kurang dari 16.000 kata akan mengalami tidur yang kurang nyenyak. Tuhan memiliki grand design agar perempuan menjadi pendidik bagi anak-anaknya maka dibuatNya kaum ini berbicara lebih banyak.
Ada bagian otak yang bernama amygdala yang terletak di bagian atas tengah alis yang dipercaya sebagai nurani. Jadi masuk akal mengapa semua agama memiliki gerakan ritual ibadah yang menyentuhkan bagian atas tengah alis ini sebagai upaya mengasah nurani.
Ada juga bagian otak yang menghasilkan endorphin yaitu hormon yang menimbulkan rasa nyaman ke seluruh tubuh dan bisa mengalir selama proses usapan di bagian kepala dan pelukan. Menurut penelitian, para korban narkoba melewati masa kecil yang minus pelukan dan belaian hingga tak pernah mendapatkan kenyamanan akibat endorphin asli hingga membutuhkan endorphin palsu yang dihasilkan oleh narkoba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar